Jumat, 16 Juli 2021

 

Efektifitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi


Oleh : Asmara Rosinta, S.Pd

15 Juli 2020


Situasi sekarang ini dimana virus covid-19 semakin marak dilingkungan sekitar dimana siapapun bisa terjangkit, merupakan alasan besar sekolah tidak mengadakan pembelajaran tatap muka melainkan melalui daring. Apa itu pembelajaran daring? Pertama-tama daring merupakan kependekan dari dalam jaringan atau dengan kata lain online. Kedua, pembelajaran daring merupakan pembelajaran dimana pelajar tidak pergi ke sekolah atau kampus melainkan tetap dirumah dan melakukan pembelajarannya melalui aplikasi. Aplikasi apa saja yang dimaksud? Setiap sekolah memiliki keharusan masing- masing, tapi yang pasti adalah memiliki aplikasi dimana guru dan pelajar bisa berinteraksi baik melalui video maupun suara.

Pembelajaran daring memiliki beberapa efek samping bagi pelajar dan guru yang buruk maupun baik. Apa saja efeknya? Pertama dengan adanya pembelajaran daring pelajar yang sulit untuk pergi kesekolah akan dimudahkan oleh hal ini karena mereka tidak perlu mencemaskan situasi mereka sekarang, tapi hubungan guru dan pelajar terasa semakin jauh. Efek lainnya adalah guru mudah untuk memberikan tugas kapan saja dan dimana saja, tapi dikarenakan hal ini terkadang guru menaruh beban terlalu banyak pada murid sehingga tugas yang diberikan padanya terkadang tidak terselesaikan tepat waktu atau tidak dikerjakan sama sekali. Dalam pembelajaran daring ini pelajar terkadang merasa jenuh atau lelah dikarenakan oleh pembelajaran yang membosankan, susah dimengerti, dan kurangnya aktivitas pelajar dalam pembelajaran. Pembelajaran daring ini memiliki efek paling besar bagi pelajar yang baru naik kelas dan telah berpindah sekolah. Dikarenakan pembelajaran daring ini membuat pelajar sulit bergaul dengan sesama pelajar dan sulit berkomunikasi dengan guru baru, dan dimana pelajar dipaksa untuk beradaptasi dengan sekolah barunya dan pembelajaran daring. Hal-hal ini bisa dibuktikan oleh kutipan berikut “Pelaksanaan pembelajaran secara daring terkesan tidak rata dan cenderung teacher centered. Ditambah lagi, jika melakukan diskusi, ada yang menjadi silence reader dan respon dari murid pun sedikit lebih pendek” (Moorhouse, 2020) dan juga dari kutipan “Dalam temuan lain dari kasus pelaksanaan pembelajaran online adalah guru merasa bingung dan merasa respon yang diharapkan tidak pasti, sehingga apakah guru melakukan pembatasan peran atau harus melakukan perluasan peran secara online” (Forkosh-Baruch & Hershkovitz, 2014). Jadi pernyataan diatas telah didukung oleh bukti pasti yang telah dilakukan penelitiannya.

Walapun pembelajaran daring dianggap menguntungkan untuk beberapa orang yang sudah memiliki penghasilan stabil atau hidup berkecukupan, dianggap kesulitan bagi orang yang berkekurangan dikarenakan pelajar dan guru dipaksa untuk membeli beberapa gadget seperti komputer atau laptop untuk memudahkan kegiatan pembelajaran bisa dilihat dari bukti kutipan ini Dalam pelaksanaan pembelajaran secara daring yang dilakukan di ruma, salah satu keterbatasan dalam pelaksanaan ini ialah sarana dan praarana yang mendukung, seperti laptop, komputer, handphone, kuota internet dan lain sebagainya”. Dari artikel Persepsi Guru Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Daring di PAUD                                       yang ditulis oleh Arifah Prima Satrianingrum. Apalagi jika guru tersebut tidak mengerti media yang dipakai oleh karena itu pembelajaran daring bisa dilihat positif ataupun negatif melalui beberapa perspektif yang berbeda.

 


Dikarenakan pembelajaran pada masa ini berbeda dengan masa-masa sebelumnya masih banyak yang bertanya seberapa efektif pembelajaran daring ini. Apakah lebih efektif dikarenakan pelajar lebih berniat belajar karena dirumahnya sendiri? Atau apakah kurang efektif dikarenakan pelajar dapat bermalas-malasan tanpa disadari oleh guru?

Pertama-tama, saat pembelajaran daring guru tidak bisa memastikan apakah pelajar dapat memahami materi yang diberikan olehnya dikarenakan pelajar akan segan untuk bertanya lagi kepada gurunya. Mengapa? Karena pelajar biasa akan malu untuk bertanyakepada gurunya lagi atau takut diomeli oleh gurunya karena tidak memahami materinya dan hanya akan berkata “ ya ” saat ditanya apakah sudah mengerti atau belum.

Kedua, masalah dalam pembelajaran tidak hanya masalah kepuasan pelajar akan pembelajarannya tapi juga akan masalah teknikal dan situasi kelas. Seperti apa sajakah masalah ini? Masalah teknikal mencangkup masalah internet dan koneksi seperti habis kuota dan koneksi tidak stabil, dan masalah situasi adalah sikap pelajar yang jenuh dan kurangnya pengertian pelajar akan teknologi atau aplikasi yang sedang dipakai seperti zoom, google classroom, ataupun email. Banyak juga pelajar yang ingin tatap muka full  sesegera mungkin, tapi dikarenakan situasi sekarang dimana vaksin covid belum ada untuk kalangan pelajar serta kesadaran yang masih kurang di masyrakat membuat sulitnya  semua pelajar dapat pergi kesekolah tanpa masalah.

Oleh karena itu, terlepas dari pembelajaran daring memiliki keefektifitasan maupun belum . ada baiknya tetap optimis dan semangat  dalam menghadapi ini semua. Kita percaya bahwa badai pasti berlalu. Dan akan  bertemu dikelas bersama-sama dengan senyuman bahagia dan masa depan ceria.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar